Pulang Pisau, Kalimantan Tengah – Trip mancing di Sungai Sebangau begitu eksotik dan menantang. Walaupun trip ini dilakukan satu hari penuh, kenangan terindah dan pengalaman yang saya dapatkan tidak bisa hilang begitu saja, bahkan terngiang terus setibanya di Jakarta untuk kembali lagi
Berawal dari keinginan saya untuk trip mancing di Palangkaraya. Kali ini trip dilakukan di Sungai Sebangau, Desa Nelayan Muara Garong (Eks Camp Silawati), Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah akhir September 2014 lalu.
Lokasi yang akan saya datangi menurut rekan saya dari Palangkaraya, luasnya membentang dari Kota Palangkaraya sampai Kabupaten Pulang Pisau dengan panjang mencapai 600 km dan lebar 45 meter dengan kedalaman rata-rata 7-12 meter.
Sementara itu informasi yang diperoleh jenis ikan di sungai itu pun beragam seperti ikan kerandang, toman, tapah, haruan, peyang, kapar, pepuyu, lais, saluang dan buaya. Menurut pengakuan warga sekitar yang ditemui, ikan terbesar yang pernah tertangkap disana ikan tapah dengan bobot lebih dari 100 kg, yang tertangkap menggunakan jebakan nelayan.
Ada mitos atau larangan tertentu mancing di lokasi yang akan saya datangi, apa itu? dilarang bawa ke lamang (ketan bambu) dan jangan atau dilarang membakar ikan seluang selama trip berlangsung.
Strike kerandang 20 ekor
Trip ini selain saya (Kang Ito, Jakarta) ada Tonny Halim (Palangkaraya) dan sang Motoris (Kapten) Pak Sugi. Trip berangkat atau diawali dari Palangkaraya, Kelurahan Kereng Bangkirai pada jam 03.30 tepat dari dermaga. Untuk mencapai spot mancing tersebut kami harus menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam.
Untuk kondisi alamnya jauh dari pemukiman penduduk, namun dalam perjalanan kita dapat melihat pemukiman-pemukiman kecil desa nelayan.
Setibanya di lokasi yang pertama kali kami lakukan adalah mengenali kondisi spot dengan seksama. Joran dan ril yang digunakan Eupro Silent Killer II 165cm 8-15 lbs dan ril Flueger Trion seri 2000. Sedangkan umpan yang dipakai umpan selam model spinner blade, spinner bait dan buzz bait, serta jenis umpan permukaan seperti popper. Teknik mancing yang kami gunakan casting.
Setelah semuanya dianggap aman oleh kapten kapal, kami pun mulai mancing. Gempuran umpan ke spot-spot potensial yang ada membuat tidak sabaran lagi untuk segera fight dengan ikan-ikan yang ada di Sungai Sebangau ini.
Dan apa yang saya harapkan akhirnya terjadi, umpan saya disambar. Reaksi yang pertama muncul adalah shock bercampur gembira, karena ikan langsung tanpa basa basi tancap gas membawa umpan ke tempat persembunyiannya.
Woow……perasaan campur aduk pun berkecamuk, dengan semangat saya mulai meladeni fight dengan jenis ikan yang tidak tahu jenis ikan apa itu. Tak lama kemudian ikan muncul dari permukaan air dan ternyata ikan kerandang dengan size mini sekitar 3-4 ons. Walaupun kecil bagi saya itu kebanggaan tersendiri.
Kejadian fight dengan ikan kerandang di spot Sungai Sebangau ini terjadi sekitar jam 8-9 pagi dan biasanya sudah mulai ada tanda-tanda pergerakan ikan dengan suara tenggakannya di dalam tanaman rasau yang membentang di sepanjang aliran Sungai Sebangau, kemudian ditandai dengan datangnya angin pasang yang membuat air menjadi bergelombang dan membuat ikan-ikan bergerak menuju ke area yang sedikit terbuka.
Ada baiknya kalau air bergelombang, lebih efisien menggunakan umpan selam jenis spinner blade dan spinner bait, untuk buzz bait kita gunakan dengan menenggelamkan umpan saat di retrieve sekitar 10-15 cm dari permukaan. Dan untuk ikan kerandang lebih efisien jika diserang secara “brutal” karena saat kawan kita strike, kita bisa langsung lemparlure ke posisi yang sama dan memperoleh peluang strike lebih besar karena sifat ikan kerandang yang hidup berkelompok.
Untuk bertarung dengan ikan kerandang size mini 3-4 ons tidak butuh waktu lama sekitar 5-10 detik sudah bisa landed, kalau yang bobotnya 7 ons sekitar 10-15 detik. Tergantung jarak lemparan lure. Selain saya, semua angler pun juga berhasil mendapatkan ikan kerandang.
Seharian mancing di Sungai Sebangau banyak kesan dan peristiwa yang tidak bisa saya lupakan seperti saat berangkat menuju titik spot, kalau rezeki lagi bagus kita bisa melihat buaya melintasi di Sungai Sebangau, selain itu spot ini pun ikannya banyak sehingga ada istilah dari kawan-kawan disini “jangankan lempar umpan, cuci kaki aja langsung disambar kerandang”.
Ikan yang berhasil saya dapatkan di Sungai Sebangau ini kebanyakan ikan kerandang dan toman pernah saya dapatkan di sungai ini, beratnya pun variasi, untuk kerandang mulai 2 ons sampai 2,2 kg, untuk ikan toman mulai 6 ons sampai 4,1 kg. Total ikan yang kami dapatkan pada trip seharian ini, ikan kerandang 20 ekor, mocel dan miskol lebih dari 80 kali.
Puas mancing di Sebangau, kapten perahu memberitahu agar segera kembali ke darat. Mancing kami sudahi dan hasil didapat pun memuaskan. Pukul 16.20 kami meninggalkan lokasi mancing dan sampai di dermaga jam 15.05.