Begitu terbesit kata sebuah kota Palangka Raya Kalimantan Tengah yang terfikir di benak kita adalah satu wilayah provinsi yang dipenuhi hutan belantara dan tidak memiliki satu kawasan wisata yang apik dan legendaris. Tentu saja banyak yang memiliki gambaran seperti itu tentang provinsi yang dijuluki sebagai Bumi Pancasila ini karena beberapa peristiwa memilukan yang menjadi bagian dari cerita tersendiri. Salah satunya adalah Kota Palangka Raya yang telah menjadi lokasi penancapan pancang cikal bakal Indonesia Raya yang Pancasilais karena pandangan visioner Bung Karno terhadap masa depan kota ini begitu cemerlang sehingga membuat kota ini berbeda dengan ratusan kota di Nusantara lainnya.

Situs “Batu Banama” begitu masyarakat sekitar menyebut salah satu kawasan wisata kota ini, istilah banama diambil karena terdapat sebuah batu tersebut serupa dengan bahtera/perahu dimana menurut cerita pemandu setempat kisahnya persis dengan cerita sangkuriang dan dayang sumbi namun dengan tokoh dan penamaan versi suku dayak.

Kawasan asri di kilometer 30 dari tengah kota Palangka Raya ini adalah kawasan berbukit dengan ketinggian maksimum 1300 diatas permukaan laut, sehingga kita dapat melihat kota dan liuk-liuk sungai Kahayan yang membelah hutan Kalimantan Tengah ini dengan jelas.

Bukan hanya itu saja, namun terdapat beberapa pura peribadatan yang terawat dengan baik di tanah yang berbukit ini, selaras dengan hijaunya pepohonan yang tumbuh subur di bukit berbatu ini. Lokasi ini dapat dijangkau dengan mudah dengan kendaraan roda dua atau mobil, tidak perlu mempersiapkan biaya yang mahal untuk dapat menikmati keindahan alam disini. Biaya resmi yang tertera ditiket masuk hanya Rp. 10.000,- saja, untuk kuliner nikmat harap membawa sendiri karena belum terintegrasinya bukit banama ini dengan areal makan yang memadai.

Hari-hari yang cocok untuk berkunjung ke situs ini adalah hari libur nasional, weekend, atau liburan sekolah, bahkan meskipun sarana listrik belum tersedia di puncak bukit batu ini hingar bingar dan gemerlap ribuan muda-mudi selalu merayakan malam pergantian tahun atau pergantian hari besar keagamaan. Jangan lupa siapkan fisik yang sehat karena ketinggian bukit ini cukup menguras energi kita terutama bagi pemula pencinta dataran tinggi.

 

Kusuma Wicitra